Breaking News

Kebun Raya Bogor Memperkenalkan Tumbuhan Baru, Apa sajakah?



Seputar Aktual Nasional -  Kebun Raya Bogor di bawah pengelolaan Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengenalkan tiga jenis baru tumbuhan. Tiga jenis baru tumbuhan yang dikenalkan adalah Begonia, Hoya, dan Kemuning.

"Pengenalan kepada masyarakat merupakan salah satu prioritas Kebun Raya Bogor sebagai bagian dari upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia," ujar Plt Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, R Hendrian dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (26/4/2019). Agen Domino

Dalam kesempatan ini, diperkenalkan tiga jenis tumbuhan jenis baru Begonia, Hoya dan Kemuning yang masing-masing dikenalkan langsung oleh para penelitinya, baik yang berperan sebagai author ataupun merangkap sebagai kurator dan author. 

"Sebanyak 32 begonia jenis baru telah berhasil dideskripsikan sejak tahun 2009 termasuk empat jenis baru di akhir tahun 2018. Tahun 2019 ini, dua jenis baru siap terbit, 1 jenis baru dalam proses review di jurnal internasional, dan 1 jenis baru dalam proses pengusulan," ujar peneliti Begonia Kebun Raya Bogor, Wisnu H Ardi.

Inggit Puji Astuti, peneliti Kemuning berhasil mendeskripsikan ulang Kemuning jenis Murraya cyclopensis Astuti dan Rugayah yang sebelumnya ditemukan oleh I Nyoman Lugrayasa sebagai curator di Pegunungan Cyclos, Papua.

"Murraya cyclopensis awalnya bernama Murraya paniculata namun setelah menelaah kembali pada tahun 2006, saya sebagai author merevisi namanya menjadi Murraya sp. karena jenis ini menghasilkan bunga dan buah yang merupakan ciri dari paniculatta," jelas Inggit.

Sedangkan peneliti Hoya, Sri Rahayu , mengenalkan Hoya danumensis ssp. amarii, Hoya rigidifolia, dan yang berhasil ditemukan setelah melakukan eksplorasi di Pulau Sumatera.

"Tantangan dalam penelitian tumbuhan Hoya adalah memahami karakter dan perbedaan setiap jenis di dalam genus serta harus memperhatikan sampel dari beberapa tempat karena bisa saja sudah dideskripsikan oleh peneliti lain," kata Sri Rahayu. 

Tidak ada komentar