Breaking News

Ucap Julie Bishop: Hubungan Antara Indonesia Dan Australia Sangat Baik



Seputar Aktual Nasional - Joko Widodo dan Ibu Bishop, bersama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, bertemu di Istana Presiden.

Diskusi sebagian besar mengarah kepada rencana kunjungan Presiden Indonesia ke Australia awal bulan depan.

Menghadapi pers setelah pertemuan singkat mereka, Ibu Bishop menyatakan kesenangannya bisa kembali ke Jakarta untuk kunjungan kedelapan kali beliau sebagai Menteri Luar Negeri.

“Kami menantikan kunjungan Presiden ke Australia akhir tahun ini,” katanya.

Ibu Bishop menyatakan bahwa mereka juga membahas kontra-terorisme, mengatasi ekstremisme kekerasan, kerjasama intelijen dan perdagangan antara kedua negara.

Beliau juga bertemu dengan Menteri Keamanan Indonesia untuk membahas risiko musuh warga asing yang kembali dari Suriah dan Irak. Agen Domino

“Itu benar-benar penting bahwa Australia dan Indonesia berbagi informasi intelijen saham dan bekerja sama untuk melindungi warga negara kita masing-masing aman dari ancaman terorisme,” ucap Ibu Bishop setelah pertemuan.

Dia mengatakan akan mengambil upaya internasional untuk memantau dan melacak gerakan yang datang kembali, seperti yang terjadi setelah “pengerasan sikap teroris” yang kembali dari Afghanistan.

Sejumlah warga Australia yang telah kembali dari Afghanistan telah didakwa dan dihukum karena kegiatan teroris mereka – lima warga di penjara.

“Ketika Anda memperkirakan angka dibandingkan dengan Afghanistan, masih banyak lagi, mungkin empat atau lima kali lebih banyak musuh teroris asing dari Australia berada di Irak dan Suriah, oleh karena itu kami dapat membuat asumsi tertentu,” ucap Ibu Bishop.

Dia mengatakan 110 orang Australia saat ini berada di Irak dan Suriah dan diperkirakan 500 orang Indonesia juga disana.

Menteri Keamanan Indonesia, yang hanya memiliki nama pertama yaitu Wiranto, ditanya mengenai soal keputusan Amerika Serikat untuk tidak merilis dalang terorisme Indonesia dari Teluk Guantanamo.

Amerika Serikat baru-baru ini menolak tawaran perilisan oleh Hambali, salah satu otak di balik pemboman Bali tahun 2002, karena ia masih mememiliki ancaman yang “signifikan” terhadap Amerika Serikat.

“Ini adalah masalah negara lain, tetapi kita perlu memiliki sebuah posisi, kami percaya apakah itu di luar negeri atau di dalam, jika mereka tidak menyadari terorisme buruk, maka mereka harus berada di bawah pengawasan oleh Pemerintah,” kata Wiranto.

Ibu Bishop mengatakan dia dan Bapak Wiranto juga membahas persoalan Laut Cina Selatan, mengatakan Australia dan Indonesia seperti “sehati” dalam masalah ini dengan fokus dalam meningkatkan tekanan antara negara-negara penggugat.

Tidak ada komentar